Migrasi ke Micro Four Thirds
Perhatian: artikel ini bukan membandingkan gear mana yang lebih baik, tetapi lebih kearah sharing pola pikir kenapa sampai akhirnya saya memutuskan melepas sistem DSLR saya ke MFT.
Well, mungkin sebagian orang bakal merasa aneh kalo saya “pindah” dari DSLR (APS-C) ke Micro Four Thirds (MFT). Biasanya kalo sudah pake crop sensor, orang akan cenderung pindah ke “Full Frame (FF)”, kok ini malah pindah ke sensor yang lebih kecil :D
Bagi saya, sebuah sistem itu bukan hanya “sensor”. Saya tidak menampik bahwa sensor yang lebih besar itu menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik. Tetapi jika berbicara masalah sistem, sebutlah kita akan membangun sistem yang ideal dengan FF, berapa banyak biaya yang harus kita keluarkan untuk membeli gear yang kita inginkan. Tentu saja hal ini akan lain jika anda menekuni photography secara profesional.
Saya menggunakan Nikon D7100 dan dua lensa, yaitu Sigma 18–35mm f/1.8 dan Nikkor 50mm f/1.8d dan sistem tersebut sudah jauh memenuhi kebutuhan photography saya. Selain sistem ini, saya juga memiliki sistem lain yaitu Panasonic GX7 (MFT) dengan kit lens Panasonic 20mm f/1.7 II dan Fuji X100 (APS-C) sehingga total, saya menyimpan 3 sistem yang berbeda.
Untuk 1 sistem saja jika kita berbicara sistem yang ideal, bagi saya sistem yang saya perlukan adalah focal length setara 24mm s.d. 85mm dan saya lebih cenderung memilih prime lens dari pada zoom lens. Sigma 18–35mm merupakan pengecualian karena serasa memiliki beberapa prime lens dalam 1 lens (constant aperture 1.8).
Bisa dibayangkan berapa biaya yang saya perlukan jika saya ingin memiliki lensa 24mm, 35mm, 50mm dan 85mm dengan setidaknya 2 body (saya tulis alasannya dibawah) untuk sebuah sistem. Belum lagi jika ditambah lensa dengan kebutuhan spesifik seperti ultra wide angle, macro dan telephoto.
Tekad saya untuk pindah ke MFT akhirnya bulat setelah saya menemukan blog ini. Satu hal yang ingin saya ketahui pada saat itu adalah apakah ada profesional yang menggunakan sistem MFT dalam pekerjaan mereka atau tidak, karena sistem ini menurut saya paling affordable dalam membentuk sistem ideal yang saya inginkan. Dan ternyata memang ada :-)
Konfigurasi saya biasanya saya shoot menggunakan 2 body (dengan masing masing 2 battery). Satu body untuk wide angle (setara 24mm/28mm dan 35mm) dan satu body lagi untuk normal ke short telephoto (50mm ke 85mm).
Untuk konfigurasi street, saya biasanya memilih focal length setara 35mm dan 85mm. Untuk landscape atau cityscape, saya menggunakan focal length 28mm (yang paling wide yang saya punya) dan jika saya hanya ingin keluar dengan membawa 1 focal length saja, maka saya bawa yang 50mm.
Karena saya sebelumnya sudah memiliki satu body MFT, sebenarnya untuk migrasi total, saya hanya perlu menukar satu sistem saya ke body MFT yang lain. Dan tinggal mempersiapkan dana untuk lensa yang saya inginkan.
Setiap kamera dan lensa memiliki “karakteristik” dan gaya photography kita mengikuti. Bisa juga dilakukan sebaliknya, cari kamera dan lensa yang memiliki “karakteristik” yang sesuai dengan gaya photography kita.