Jangan Pernah Diskon Kemampuan!
Sewaktu awal-awal saya bekerja di perusahaan IT, manager saya pernah bilang begini: “Jangan pernah diskon kemampuan!”.
Maksudnya apa sih?
Saya yakin pada saat itu, maksud beliau adalah ketika kita bekerja, kita harus memberikan performa yang terbaik untuk pekerjaan kita. Keluarkan semua kemampuan dan fokus kita terhadap pekerjaan itu.
Mendiskon kemampuan itu artinya kita memilih pekerjaan yang lebih simple atau lebih mudah, padahal kemampuan kita atau kapasitas kita bisa jauh melebihi itu.
Walaupun saya sudah dengar perkataan ini dari manager saya dulu, tetapi belakangan ini saya malah melakukannya. Eits, tunggu dulu! Bedanya, saya melakukan ini dengan sengaja untuk experimen sosial.
Saya pernah cerita di vlog saya bahwa sebenernya jabatan itu adalah “peran” dan bukan “pangkat”. Itu sebabnya saya oke saja mengambil peran sebagai “Senior Software Engineer” walaupun sebenarnya jabatan saya sebelumnya adalah “Technical Lead”.
Secara penghasilan, sebenarnya tidak ada masalah karena salary saya sebagai “Senior Software Engineer” sekarang jauh lebih besar daripada ketika saya menjadi “Technical Lead” di perusahaan sebelumnya.
Tetapi ternyata permasalahannya baru saya rasakan belakangan, ketika saya berniat untuk keluar dari perusahaan tersebut, dan kemudian mencoba mencari pekerjaan berikutnya.
Banyak head hunter atau HR yang jadinya “salah ekspektasi” dengan “peran” saya tersebut. Misalnya, saya ditawarkan posisi sebagai “Senior Software Engineer” lagi di perusahaan berikutnya, tetapi ekspektasi nya tidak “match” di masalah salary.
Saya sih gak ada masalah mau ditempatkan dimana asalkan salary nya sesuai. Bahkan saya sering kali tanya, apakah memang role atau peran yang dicari itu adalah “Senior Software Engineer” saja atau ada peran lain? Karena saya bisa juga mengisi role yang lebih tinggi daripada itu kalau memang ekspektasi salary untuk “Senior Software Engineer” gak masuk.
Problemnya disini adalah ketika kita mendiskon kemampuan kita, atau dalam hal ini role atau peran kita. Maka istilahnya itu kita jadi “attracting wrong audience” atau mungkin disini lebih tepatnya “attracting wrong opportunities”.
Head hunter biasanya mereka kurang begitu paham dengan scope pekerjaan aslinya. Misalnya begini, mereka diberikan target untuk mencari “Senior Software Engineer” dan karena sudah ada standard rentang salary untuk posisi tersebut, biasanya mereka akan cari kandidat yang ekspektasi salary nya dalam rentang tersebut.
Lain halnya misalnya kalau perusahaannya mencari posisi “Technical Lead” atau posisi yang lebih tinggi dari pada itu. Dari sisi perusahaan dan head hunternya, ekspektasi dan budgetnya sudah tinggi.
Simplenya begini, kalau kita sekarang jadi “Junior Engineer”, kemungkinan tawaran kerja yang akan masuk ke inbox kita kebanyakan akan menawarkan posisi pekerjaan yang sama sebagai “Junior Engineer”. Jarang banget atau mungkin cuma special case aja ada yang nawarin kita sebagai “Senior Engineer” padahal posisi kita di perusahaan sekarang masih junior.
Walaupun dari sisi kitanya terbuka mau ditempatkan di posisi mana saja, tetapi kebanyakan perusahaan diluar sana belum memiliki paham atau pemikiran yang sama. Oleh karena itu kita sebaiknya “Jangan Pernah Diskon Kemampuan!” kita, baik dalam pekerjaan yang memerlukan kemampuan kita, ataupun dalam peranan yang bisa kita lakukan di pekerjaan tersebut.